Dalam askep NEONATORIUM akan dibahas mengenai apa itu ASKEP ASFIKSIA NEONATORUM?
bagaimana orang bisa terkena asfiksia/patofisiologi ASKEP ASFIKSIA NEONATORUM itu sendiri?
Selain dua pertanyaan diatas akan dijelaskan apa tanda dan gejala dari ASFIKSIA NEONATORUM
oke langsung ke TKP aja dibawah ini
contoh ASKEP ASFIKSIA NEONATORUM
semoga bermanfaat
BAB 1
PENDAHULUAN
A.PENGERTIAN
Suatu keadaan bayi baru lahir yang mengalami gangguan bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir.
Kata asfiksia berarti hipoksia yang progresif, penimbunan CO2 dan terjadinya asidosis. Bila berlangsung terlalu jauh proses ini dapat mengakibatkan kerusakan otak atau kematian.
Asfiksia juga dapat mempengaruhi fungsi organ vital. Sebagian besar asfiksia neonatorum merupakan kelanjutan asfiksia janin. Karena itu penilaian janin selama masa kahamilan dan persalinan memegang peranan penting untuk keselamatan bayi.
B.ETIOLOGI
Afiksia dapat terjadi karena beberapa faktor:
1.Faktor ibu :
a.Hipoksia ibu
b.Gangguan aliran darah fetus
-
Gangguan kontraksi uterus
pada hipertoni,
hipotoni,
tetani uteri
-Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan
-Hipertensi pada penyakit toksemia, eklamsia, dll
c.Primi tua, DM, anemia, riwayat lahir mati, ketuban pecah dini, infeksi.
2.faktor plasenta
abruptio plasenta, solutio plasenta
3.faktor fetus
tali pusat menumbung, lilitan tali pusat, meconium kental, prematuritas, persalinan ganda.
4.faktor lama
persalinan
persalinan lama, VE, kelainan letak, operasi
caesar.
5.faktor neonatus
a.Anestesi/analgetik yang berlainan pada ibu secara langsung dapat menimbulkan depresi pernafasan pada bayi.
b.Trauma lahir sehingga mengakibatkan perdarahan intrakranial
c.Kelainan kongenital seperti hernia diafragmatika, atresia/stenosis saluran pernafasan, hipoplasi paru, dll.
C.PATOFISIOLOGI
Pernafasan spontan pada bayi baru lahir tergantung pada kondisi janin pada masa kehamilan dan persalinan. Proses kelahiran
sendiri selalu menimbulkan asfiksia ringan yang bersifat sementara. Proses ini sangat perlu untuk merangsang hemoreseptor pusat pernafasan akan terjadi usaha nafas pertama yang kemudian akan berlanjut dengan pernafasan teratur. Sifat asfiksia yang ringan ini tidak berpengaruh buruk karena reaksi adaptasi bayi dapat mengatasinya.
Asfiksia yan gterjadi dimulai dengan suatu periode apneu disertai dengan penurunan frekuensi jantung. Selanjutnya bayi akan memperlihatkan usaha bernafas kemudian di ikuti pernafasan teratur. Pada penderita asfiksia berat usaha bernafas ini tidak tampak dan bayi selanjutnya dalam periode apneu.
Pad tingkat ini disamping penurunan frekuensi denyut jantung (bradikardi) ditemukan pula penurunan TD dan bayi tampak lemas. Pad asfiksia berat bayi tidak bereaksi terhadap rangsangan dan tidak menunjukkan upaya pernafasan spontan.
Pada tingkat pertama gangguan pertukaran gas/transport O2 (menurunnya O2 darah) mungkin hanya menimbulkan asidosis respiratorik/menimbulkan peningkatan CO2 dalam darah. Bila gangguan berlanjut dalam tubuh bayi akan terjadi proses metabolisme manaerob, kemungkinan dapat menimbulkan asidosis metabolik, selanjutnya akan terjadi perubahan kardiovaskuler. Asidosis dan gangguan kardiovaskuler dalam tubuh berakibat buruk pada sel otak. Kerusakan yang terjadi dapat menimbulkan kematian atau kehidupan dengan gejala sisa.
Virginia Apgar menentukan beberapa kriteria klinik untuk menilai keadaan bayi baru lahir.
Penilaian secara APGAR ini mempunyai hubungan yang bermakna dengaan mortalitas dan morbiditas pada bayi baru lahir.
Patokan klinik yang
dinilai:
1.Frekuensi jantung
2.Usaha nafas
3.Tonus otot
4.Refleks terhadap rangsang
5.Warna kulit
D. PENATALAKSANAAN
Tindakan untuk mengatasi asfiksia neonatorum disebut resusitasi BBL dengan tujuan mempertahankan kelangsungan hidup bayi dan membatasi gejala sisa yang mungkin akan timbul.
Resusitasi :
A
:-
memastikan saluran nafas
terbuka
-
meletakkan bayi pada posisi yang benar
- menghisap mulut kemudian hidung, kalo perlu trakea
- bila perlu masukkan pipa ET untuk memastikan jalan nafas terbuka
B
: Memulai
pernafasan
- lakukan rangsang taktil untuk memulai pernafasan
- bila perlu memakai ventilasi tekanan positip (VTP) menggunakan
sungkup dan balon atau pipa ET dan balon.
C : mempertahankan sirkulasi darah
- Rangsang dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara kompresi dada atau
- bila perlu menggunakan obat-obatan.